Selasa, 22 Mei 2012

TUGAS SEJARAH KELAS X

Setipa siswa ditugaskan untuk mewawancarai siapa saja yang ditunjuk oleh siswa itu sendiri, lalu dibuat karya ilmiah sesuai apa yang telah diwawancarai.....
tugas paling lambat satu minggu dari sekarang

Rabu, 02 Mei 2012

Usaha Buka Warung Kelontong

Jutaan Rupiah dari kamar 9 m2
Usaha toko kelomtong kelihatannya sepele. Namun, bila dikelola dengan baik, hasilnya lebih dari lumayan.
Ditoko kelontong, semua barang yang menyangkut kebutuhan hidup sehari-hari dan harganya terjangkau, bisa dijual. Usaha ini bisa dilakukan di rumah dengan modal relatif kecil dan tidak membutuhkan keahlian khusus.
Perputaran barang atau Inventory Turn Over (ITO) untuk setiap barang tentu berbeda-beda. Ada barang yang sangat cepat laku seperti minyak goreng, ada juga yang lambat seperti materai.
Namun, kalau menggunakan rata-rata ITO, usaha ini biasanya dihitung selama 10 hari . Hal ini berarti omzet perhari sebesar 10 % dari persediaan barang. Jika persediaan barang sejumlah Rp 5 juta, maka omzet sekitar Rp 500.000,- perhari. Keuntungan kotor yang diambil sekitar 10% dari harga pokok. Jika omzetnya Rp 500.000/hari maka keuntungan kotor mencapai Rp50.000 sehingga dalam satu bulan akan diperoleh keuntunga sebesar Rp1,5 juta.
Modal yang dibutuhkan bagi usaha ini tidak besar. Untuk usaha awal dibutuhkan modal sekitar Rp 6,3 juta. Rinciaannya Rp5 juta untuk persediaan barang(modal kerja), Rp 1juta untuk etalase, sedangkan sisanya untuk sewa tempat dan biaya operasional lainnya.
Untuk mencoba usaha ini,sebaiknya dipilih lokasi yang padat penduduk dan tidak ada toko sejenis dalam radius 50 meter. Jika diasumsikan satu rumah rata-rata 50 meter persegi, maka akan ada calon konsumen sekitar 150 rumah. Seandainya bisa melayani 100 rumah dan setiap rumah membelanjakan sekitar Rp 5000 perhari berarti omzet yang terkumpul Rp 500.000 per hari. Ini memang hanya perhitungan kasar.
Frekuensi belanja (kulakan) sebaiknya 2 – 3 hari sekali. Dengan sistem ini barang yang terjual belum terlalu banyak dan uang yang terkumpul sudah cukup untuk memadai untuk dibelanjakan lagi. Jangan coba-coba menaikkan harga atau berbeda harga dari toko sejenis, karena hal ini akan menyebabkan konsumen lari.
Analisa Keuntungan
Usaha Toko Sederhana
Kebutuhan modal awal
A. Investasi
Etalase Rp. 1.000.000 (Penyusutan selama 24 bulan = Rp 41.700/bl)
B. Modal Kerja Rp. 5.000.000
C. Biaya Operasional per bulan :
o Sewa tempat Rp. 150.000
o Tenaga kerja Rp . 75.000
o Transport Rp. 75.000
o Lain-lain Rp. 25.000 +
Total Biaya Operasional Rp. 325.000
D. Total Modal Awal (A+B+C)= RP. 6.325.000 -
Analisa keuntungan.
E. Pendapatan perbulan
Omzet Rp. 500.000 x 30 hari = Rp. 15.000.000
Keuntungan kotor 10 % x Rp. 15.000.000 = Rp 1.500.000
F. Keuntungan bersih E – (C+A)
Rp.1.500.000 – (Rp. 325.000 + Rp. 41.700) = RP 1. 133.300

Riset: Perempuan Akses Internet untuk 'Ngerumpi'

Wednesday, 02 May 2012, 22:00 WIB
Riset: Perempuan Akses Internet untuk 'Ngerumpi'
Ilustrasi
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Hasil riset menyebutkan 70 persen pengguna internet adalah perempuan, namun mereka melakukan aktivitasnya di media sosial internet lebih sebagai kepanjangan tangan dari hobinya "ngerumpi", kata ilmuwan Prof Dr Siti Musdah Mulia.
"Perempuan menggunakan media sosial untuk 'chatting', sampai membeli barang-barang," kata Anggota Komisi Kebudayaan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) tersebut pada Temu Kerja AIPI mengenai Pemelekan Sains yang dipimpin oleh Ketua Komisi Ilmu Pengetahuan Dasar AIPI Prof Dr Mien A Rifai di Jakarta, Rabu (5/2).
Musdah menyayangkan kenyataan bahwa meningkatnya pengetahuan dalam teknologi ternyata tidak meningkatkan produktivitas tetapi sebaliknya membuat para perempuan tidak produktif karena mengesampingkan pekerjaannya demi kesibukannya "ngobrol" di depan layar komputer.
Alih-alih meningkatkan sikap kritis, ujar aktivis perempuan itu, yang muncul malahan sikap narsis dengan menuliskan status-status yang berpusat tentang dirinya, sikap konsumtif membelanjakan uangnya untuk berbagai barang di media sosial serta sikap hedonis yang seperti kecanduan media sosial.
Sementara itu, pembicara lainnya, falsafawan Dr Mitha Budiarto membahas mengenai sejumlah riset yang menyebut penggunaan internet dalam kegiatan belajar-mengajar yang mulai marak dewasa ini ternyata justru menciptakan keterasingan dan kesendirian di kalangan siswa yang belajar.
"Ketika mahasiswa makin sering belajar secara online, ini membuat mereka hanya menghadapi dunia virtual yang semu dan mengikis hubungan sosial yang seharusnya terjalin dalam aktivitas belajar-mengajar di dunia nyata," katanya.
Dikatakannya, dalam "cyberspace" sifat-sifat manusia sebagai makhluk bertubuh dikesampingkan, selain itu ruang kelas, tatap muka dan bahasa tubuh yang menciptakan berbagai pengalaman kepada mahasiswa dihilangkan dan menggantinya dengan suasana yang seragam melalui layar komputer, "keyboard" dan "mouse".
"Bagaimana mengambil keputusan cepat, belajar berempati, belajar hidup dalam dunia persaingan, mengantisipasi rasa tak percaya diri dan mengelola rasa takut untuk membangun kedisiplinan, semua itu dipelajari dari dunia nyata," katanya.
Redaktur: Yudha Manggala P Putra
Sumber: Antara