Rabu, 04 Januari 2012

Puisi Nahdlatul Wathan

Diriku dan Nahdlatul Wathan di Tanah Betawi
Oleh : Rohimin

Nahdlatul Wathan Di hati
Nahdlatul Wathan Di tanah Betawi
Cinta yang kumiliki tak bertepi
Semangat juang yang ku miliki tak mungkin bisa terhenti

Nahdlatul Wathan di jiwa
Nahdlatul Wathan yang ku damba
Cintaku tak kan mendua
Mencintaimu dengan iman dan taqwa

Betawi kota kelahiran ku
Nahdlatul Wathan ladang ilmuku
Meraih cita disetiap waktu
Untuk menjadi insan yang tau malu

Ku awali dengan Bismillah
Menyebut asmaMu Ya Allah
Dengan hizib ku mengingat-Nya
Dengan tareqat ku Mendapat ridho-Nya

Roman Picisan Akhir Zaman

**Roman Picisan Akhir Zaman
Barangsiapa memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka sempurnalah imannya. --- (HR. Abu Dawud).

Cinta laksana lingkaran kehidupan. awal adalah akhirnya, dan akhir adalah awalnya. Dimanapun kita berada, kita harus masuk dengan cinta dan keluar dengan cinta. Cinta adalah misteri yang tak akan lekang dan lapuk untuk dibahas, karena hidup tak akan lepas darinya.

Akan tetapi, sering kali cinta kita menyimpang. Tak jarang, kecintaan justru membuat kita tak lebih dekat kepada Tuhan. Semua itu terjadi karena kita kekurangan ilmu untuk mengenal-Nya. Diantaranya dengan menjaga pandangan, dan menjaga akal dan batin. Maka kita, ketika melihat lawan jenis yang menarik, tidak segera membuat hati kita tersukur dan mengagungkan nama Tuhan. Sering kali yang lahir justru nafsu birahi. Demikian halnya dengan akal dan hati kita.

Saudaraku, banyak dari kita beralasan bahwa kadang-kadang cinta tidak bisa ditebak. Itu diluar batas kesadaran manusia. Tak seorangpun mampu menolaknya. Mereka larut dalam perasaan semu, yang akhirnya melebur dalam setiap sisi kehidupan. Mereka tak sadar sebentar lagi akan tenggelam kedalam lautan maksiat bila tidak segera menghentikannya. padahal dalam penggalan surat Al-Baqarah, Allah SWT berfirman :
" Dan diantara manusia, dan orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat) bahwa kekuatan ini kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksa-Nya (niscaya mereka menyesal) " (QS. Al-Baqarah [2]: 165).

Mereka terlena dengan kecantikan wajah dan keindahan tubuh. nafsu mereka lebih dominan. Segala hal mereka halalkan untuk dapat memuaskan nafsu mereka. Wajah-wajah mereka diisi Allah semakin legam, hati mereka semakin berkarat, tubuh-tubuh mereka diisi Allah bagai bangkai berjalan. Dihadapan Allah, mereka tak lebih dari seekor binatang ternak, sebagaimana tersurat didalam Al-Qur'an "Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka ingin mendengar atau memahami. mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)" (QS. Al-Furqaan [25]: 25).

Mereka semakin jauh tersesat padahal mereka bukanlah orang yang tidak berilmu. Mereka banyak mengetahui dalil, tapi hati mereka tertutup oleh kemaksiatan mereka sendiri. Sepandai apapun mereka menyembunyikan perasaan, Allah akan menampakkannya pada raut wajah dan tutur katanya. Allah SWT berfirman, "Pada hari yang waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu" (QS. Ali Imran [3]: 106).

Puisi

DO'A PESAKITAN *Cak Nun


GUSTI,

seperti kapan saja
kami para hamba
tak berada di mana-mana
melainkan di hadapan Mu jua
ini sangat sederhana
tetapi kami sering lupa
sebab mengalahkan musuh-musuh Mu
yang kecil saja, kami tak kuasa

GUSTI,
inilah tawanan Mu
tak berani menengadahkan muka
mripat kami yang terbuka
telah lama menjadi buta
sebab menyia-nyiakan dirinya
dengan hanya menatap hal-hal maya

GUSTI,
cinta kami kepada Mu tak terperi
namun itu tak diketahui
oleh diri kami sendiri
maka tolong ajarilah kami
agar sanggup mengajari diri sendiri
menyebut nama Mu seribu kali sehari
karena meski hanya sehuruf saja dari Mu
takkan tertandingi

GUSTI,
kami berkumpul disini
untuk mengukur keterbatasan kami
melontarkan beratus beribu kata
seperti buih-buih
melayang-layang di udara
diisap kembali oleh Maha Telinga
sehingga tinggal jiwa kami termangu
menunggu ishlah dari Mu
agar jadi bening dan tahu malu

GUSTI,
kami pasrah sepasrah-pasrahnya
kami telanjang setelanjang-telanjangnya
kami syukuri apapun
sebab rahasia Mu agung
tak ada apa-apa yang penting
dalam hidup yang cuma sejenak ini
kecuali berlomba lari
untuk melihat telapak kaki siapa
yang paling dulu menginjak
halaman rumah Mu

GUSTI,
lihatlah
mulut kami fasih
otak kami secerdik setan
jiwa kami luwes
bersujud bagai para malaikat Mu
namun saksikan
adakah hidup kami mampu begitu ?
langkah kami yang mantap dan dungu
hasil-hasil kerja kami yang gagah dan semu
arah mata kami yang bingung dan tertipu
akan sanggupkah melunasi hutang kami
kepada kasih cinta penciptaan Mu ?

GUSTI,
masa depan kami sendiri kami bakar
namun Engkau betapa amat sabar
peradaban kami semakin hina
namun betapa Engkau bijaksana
kelakuan kami semakin nakal
namun kebesaran Mu maha kekal
nafsu kami semakin rakus
tapi betapa rahmat Mu tak putus-putus
kemanusiaan kami semakin dangkal
sehingga Engkau menjadi terlampau mahal

GUSTI,
kamilah pesakitan
di penjara yang kami bangun sendiri
kamilah narapidana
yang tak berwajah lagi
kaki dan tangan ini
kami ikat sendiri
maka hukumlah dan ampuni kami
dan jangan biarkan terlalu lama menanti

Emha Ainun Najib >> 1991

kebahagiaan


KEBAHAGIAAN

Setiap orang mempunyai kaidah tentang bahagia, sebanyak penderita, sebanyak pengalaman, sebanyak kekecewaan.
                Orang fakir mengatakan bahagia pada kekayaan.
                Orang sakit bahagia pada kesehatan.
                Orang yang terjerumus kelembah dosa mengatakan bahwa terhenti dari dosa itulah kebahagiaan.
                Seseoang yang rindu dan bercinta mengatakan bertemu dengan kekasih itulah bahagia.
                Seseorang pemimpin rakyat berpendapat, bahwa kemerdekaan dan kecerdasan umat bangsa yang dipimpinnya itulah bahagia.
                Seseorang pengarang syair merasa bahagia jika syairnya jadi hapalan orang.
                Jika wartawan bahagia apabila jika surat kabarnya dibaca orang
                Seorang pedagang merasa bahagia apabila dagangannya habis terjual.
                Maka adalah kebahagiaan itu terlalu tinggi. Kita semua hanya mengumpulkan pendapat orang lain, karena demikianlah kita ini didalam hidup. Kadang-kadang pendapat mereka itu belum pernah kita rasakan , hanya diangan-angan begitulah agaknya. Kadang-kadang pula telah kita rasakan, tetapi tak sanggup kiata mengungkapkannya dan melukiskanya secara rinci, karena tidak mudah bagi manusia menerangkan segala kelejatan yang dirasainya . tetapi sesungguhnya kebahagiaan itu hanya bisa dirasakan bagi manusia yang memiliki akal. Karena akallah yang dapat membedakan antara baik dan buruk; akal yang dapat mengendalikan segala pekerjaan,akal yang menyelidiki hakikat dan kejaadian segala sesuatu yang dituju dengan perjalanan hidup didunia ini. Bertambah sempurna, bertambah indah dan murni akal itu, bertambah pulalah tinggi derajat bahagia yang dicapai.