**Roman Picisan Akhir Zaman
Barangsiapa memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka sempurnalah imannya. --- (HR. Abu Dawud).
Cinta laksana lingkaran kehidupan. awal adalah akhirnya, dan akhir adalah awalnya. Dimanapun kita berada, kita harus masuk dengan cinta dan keluar dengan cinta. Cinta adalah misteri yang tak akan lekang dan lapuk untuk dibahas, karena hidup tak akan lepas darinya.
Akan tetapi, sering kali cinta kita menyimpang. Tak jarang, kecintaan justru membuat kita tak lebih dekat kepada Tuhan. Semua itu terjadi karena kita kekurangan ilmu untuk mengenal-Nya. Diantaranya dengan menjaga pandangan, dan menjaga akal dan batin. Maka kita, ketika melihat lawan jenis yang menarik, tidak segera membuat hati kita tersukur dan mengagungkan nama Tuhan. Sering kali yang lahir justru nafsu birahi. Demikian halnya dengan akal dan hati kita.
Saudaraku, banyak dari kita beralasan bahwa kadang-kadang cinta tidak bisa ditebak. Itu diluar batas kesadaran manusia. Tak seorangpun mampu menolaknya. Mereka larut dalam perasaan semu, yang akhirnya melebur dalam setiap sisi kehidupan. Mereka tak sadar sebentar lagi akan tenggelam kedalam lautan maksiat bila tidak segera menghentikannya. padahal dalam penggalan surat Al-Baqarah, Allah SWT berfirman :
" Dan diantara manusia, dan orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat) bahwa kekuatan ini kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksa-Nya (niscaya mereka menyesal) " (QS. Al-Baqarah [2]: 165).
Mereka terlena dengan kecantikan wajah dan keindahan tubuh. nafsu mereka lebih dominan. Segala hal mereka halalkan untuk dapat memuaskan nafsu mereka. Wajah-wajah mereka diisi Allah semakin legam, hati mereka semakin berkarat, tubuh-tubuh mereka diisi Allah bagai bangkai berjalan. Dihadapan Allah, mereka tak lebih dari seekor binatang ternak, sebagaimana tersurat didalam Al-Qur'an "Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka ingin mendengar atau memahami. mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)" (QS. Al-Furqaan [25]: 25).
Mereka semakin jauh tersesat padahal mereka bukanlah orang yang tidak berilmu. Mereka banyak mengetahui dalil, tapi hati mereka tertutup oleh kemaksiatan mereka sendiri. Sepandai apapun mereka menyembunyikan perasaan, Allah akan menampakkannya pada raut wajah dan tutur katanya. Allah SWT berfirman, "Pada hari yang waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu" (QS. Ali Imran [3]: 106).